Kamis, 08 Desember 2011

Empat Sarjana Dapat Dana Pengembangan Peternakan

Empat Sarjana Dapat Dana Pengembangan Peternakan

By at 10 December, 2010, 11:07 am
Sumbawa Besar, Gaung NTB.com
Empar sarjana memperoleh dana ratusan juta rupiah untuk pengembangan peternakan melalui Program Sarjana Membangun Desa (SMD) tahun 2010. Kepala Dinas Peternakan (Disnak) melalui Kasi Pengembangan Sistem dan Kawasan, Muhammad Luthfi SPt yang ditemui Gaung NTB, Kamis (09/12) mengungkapkan, program SMD merupakan program agribisnis yang ditujukan untuk mengurangi tingkat pengangguran.
“Para sarjana ini berperan sebagai manager dikelompoknya. Untuk tahun pertama, mereka akan memeproleh insentif dari pemerintah. Tapi ditahun kedua dan selanjutnya, insentifnya berasal dari hasil pengembangan usahanya,” terang Lutfi.
Sementara itu Kasi Pengembangan Ternak Dinas Peternakan, Ir Darsono menambahkan, keempat sarjana yang memperoleh dana SMD tersebut meliputi Putri Eka Mardiastuti SPt dari Kecamatan Lunyuk, Dewi Yuliati SPt dan Muhammad SPt dari Kecamatan Utan, serta Puji Hastuti Supiyatdani SPt dari Kecamatan Sumbawa.
Masing-masing sarjana tersebut sambung Darsono memperoleh dana sebesar Rp 325 Juta yang dialokasikan 80 persen untuk pengadaan ternak, dan 20 persennya lagi untuk administrasi kelompok.
Sebelumnya lanjut Darsono, keempat sarjana itu memasukkan proposal yang ditujukan kepada Direktorat Peternakan Kementerian Pertanian.
Bersama proposal lainnya, proposal tersebt diseleksi secara ketat oleh tim ahli dari Fakultas Peternakan Universitas Mataram, serta melakukan wawancara.
Sumbawa Besar, Gaung NTBEmpar sarjana memperoleh dana ratusan juta rupiah untuk pengembangan peternakan melalui Program Sarjana Membangun Desa (SMD) tahun 2010. Kepala Dinas Peternakan (Disnak) melalui Kasi Pengembangan Sistem dan Kawasan, Muhammad Luthfi SPt yang ditemui Gaung NTB, Kamis (09/12) mengungkapkan, program SMD merupakan program agribisnis yang ditujukan untuk mengurangi tingkat pengangguran. “Para sarjana ini berperan sebagai manager dikelompoknya. Untuk tahun pertama, mereka akan memeproleh insentif dari pemerintah. Tapi ditahun kedua dan selanjutnya, insentifnya berasal dari hasil pengembangan usahanya,” terang Lutfi. Sementara itu Kasi Pengembangan Ternak Dinas Peternakan, Ir Darsono menambahkan, keempat sarjana yang memperoleh dana SMD tersebut meliputi Putri Eka Mardiastuti SPt dari Kecamatan Lunyuk, Dewi Yuliati SPt dan Muhammad SPt dari Kecamatan Utan, serta Puji Hastuti Supiyatdani SPt dari Kecamatan Sumbawa.Masing-masing sarjana tersebut sambung Darsono memperoleh dana sebesar Rp 325 Juta yang dialokasikan 80 persen untuk pengadaan ternak, dan 20 persennya lagi untuk administrasi kelompok.Sebelumnya lanjut Darsono, keempat sarjana itu memasukkan proposal yang ditujukan kepada Direktorat Peternakan Kementerian Pertanian. Bersama proposal lainnya, proposal tersebt diseleksi secara ketat oleh tim ahli dari Fakultas Peternakan Universitas Mataram, serta melakukan wawancara.

Program SMD di Desa Sirap Raib

Minggu, 24 April 2011 — 02:53:40 WIB

Bantuan Deptan Rp 338.700.000 Program SMD di Desa Sirap Raib

  Subang, SENTANAONLINE.com
Bantuan dana dari Departemen Pertanian (Deptan) sebesar Rp 338.700.000,-  untuk Program Sarjana Membangun Desa (SMD), di Desa Sirap Kecamatan Tanjungsiang tidak benar dalam pelaksanaannya.   Program SMD tersebut diterima di Desa Sirap sejak November tahun 2009, dan dana sebesar itu dialokasikan untuk penggemukan sapi, sehingga di Desa Sirap dibentuk kelompok ternak Barokah. 3
Namun sampai  saat ini program tersebut disinyalir tidak berjalan dan dianggap gagal.  Padahal program SMD bertujuan untuk meningkatkan penerapan teknologi tepat guna dalam budidaya, menumbuhkan jiwa kewirausahaan, meningkatkan kemampuan kelembagaan peternak dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha peternakan. Fungsi sarjana pada program ini adalah menjadi pendamping sekaligus manajer pengelola dana guna mencapai tujuan tersebut.  “Namun Neni sebagai Manager di kelompok ternak Barokah ini selalu tidak ada di tempat. Menurut informasi ia (Neni-red) ada di Bandung,” kata
Lalan kepada SENTANA ketika ditemui dikediamannya, kemarin. Menurut Lalan, sebagai ketua kelompok ternak Barokah dirinya tidak tahu persis hal ini, karena ketika dana turun masalah pembelian sapi ditangani langsung oleh Manager. ”Saya sama sekali nggak tahu berapa harga sapi per ekor yang dibeli. Dana sebesar Rp 338.700.000,- untuk ternak penggemukan sapi, pada saat itu dibelikan sapi sebanyak 33 ekor, dan pembuatan kandang sapi menghabiskan dana sebesar Rp  20.000.000,” ungkapnya.
Namun setelah berjalan beberapa bulan, kata dia, sekitar Desember 2010 sapi tersebut dijual oleh Manager entah berapa harganya. Sapi Jawa sebanyak 21 ekor dibawa ke tempat penjagalan di Tanjung Siang, dan sapi Australia (BX) sebanyak 12 ekor dijual di Lembang.
“Sampai saat ini Manager susah untuk dihubungi, sedangkan banyak yang datang menanyakan permasalan ini, termasuk dari Dinas peternakan Subang,” ujarnya.
Sementara menurut Apid, Asosiasi koordinator sarjana mengatakan, program Sarjana Membangun Desa ini merupakan konsep seperti Koperasi. Dalam pengajuaanya program SMD ini melalui proposal yang ditanda tangani pihak Camat dan Desa setempat lalu koordinasi dengan instansi terkait (Dinas Pertanian–red). Ketentuannya pengelola dalam hal ini, fungsi Sarjana di satu sisi sebagai pendamping dan di sisi lain menjadi manager pengelola.
“Dalam hal ini Neni sebagai Manager ternak sapi Barokah selama ini tidak ada koordinasi dengan pihak asosiasi,” katanya. Bantuan dana tersebut merupakan stimulasi usaha, jadi harus digunakan untuk kewirausahaan, demi  meningkatkan kemampuan lembaga peternak yang ada di masing-masing Desanya.
“Kami pernah mengadakan klarifikasi dengan ketua ternak Barokah, namun  Neni sebagai Manager sampai sat ini belum pernah ketemu,“ pungkasnya.
Sementara Kepala Desa Sirap, Yayat ketika ditemui SENTANA mengakui bahwa bantuan SMD di Desa Sirap itu benar ada, namun dirinya tidak mengetahui  sampai sejauh mana program itu berjalan, karena sampai saat ini program itu tidak ada laporannya sama sekali.
Padahal, lanjut Kades, pihak pemerintah Desa selama ini selalu menanyakan program tersebut, di khawatirkan banyak yang datang menanyakan program SMD tersebut. “Saya sebagai Kepala Desa Sirap benar-benar tidak mengetahui, padahal pengajuan Proposal itu kalau tidak diketahui oleh pihak Desa dan Kecamatan tidak akan dikabulkan,” ungkapnya. (ZEN)